Strategi membaca intensif dalam pembelajaran penting untuk dikuasai oleh guru dalam usaha membantu siswa untuk mempunyai literasi membaca yaitu kemampuan untuk memahami, Menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas.

Dalam literasi membaca mencakup :

  • Konten yang dapat berupa teks informasi dan teks sastra,
  • Proses kognitif, kemampuan menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, dan evaluasi dan refleksi.
  • Konteks, mencakup personal, sosial budaya, dan saintifik.

Tingkat kompetensi literasi membaca dibagi dalam empat kategori yaitu kompetensi literasi khusus, dasar, cakap, dan mahir. Tingkat kompetensi literasi membaca tersebut diukur dalam AKM. Untuk mencapai kompetensi literasi mahir, siswa perlu mempunyai kemampuan untuk memiliki strategi membaca yang tepat untuk jenis teks yang berbeda. Artikel ini akan membahas membaca intensif yang merupakan salah satu pendekatan membaca.

Membaca intensif adalah membaca untuk mencari informasi yang spesifik. Untuk membaca intensif ada berbagai strategi literasi yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat memahami teks secara menyeluruh. Dalam menggunakan strategi membaca intensif, kegiatan-kegiatan membaca intensif yang perlu diperhatikan adalah kegiatan sebelum, ketika dan setelah membaca.

Dalam postingan ini, susunan materi diawali dengan menjelaskan kegiatan prabaca, kegiatan ketika baca, dan kegiatan setelah membaca. 

1. Kegiatan prabaca

Pada kegiatan prabaca, Paran (2003) berpendapat bahwa guru harus dapat memotivasi siswa melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menarik perhatian mereka. Manfaat kegiatan prabaca yaitu guru dapat menyuguhkan bacaan yang relevan pada siswa, memantik pengetahuan yang dimiliki siswa, mendiskusikan isi bacaan antara lain topik dan susunan bacaan. Kegiatan yang dapat dikembangkan dapat berupa identifikasi dan diskusi kata-kata yang sulit, frase yang tidak dimengerti oleh siswa, konsep bacaan, informasi umum (judul, ilustrasi, susunan bacaan), dan bahkan dapat berupa membuat prediksi tentang isi bacaan.

 2. Kegiatan ketika baca

Pada kegiatan ketika baca, guru bertugas sebagai pemandu. Guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi siswa untuk menggunakan strategi yang komprehensif ketika siswa sedang membaca dan memonitor pemahaman siswa. Menurut Andres (2020), guru dapat memberikan pertanyaan untuk memastikan bahwa siswa benar-benar membaca dan juga untuk memastikan bahwa siswa memusatkan perhatian pada ide utama dan bagian-bagian penting bacaan. Di sisi lain, guru juga dapat mengarahkan siswa untuk lebih memusatkan perhatian pada bagian-bagian bacaan yang berkaitan dengan berpikir kritis untuk membuat kesimpulan bacaan. Hingga pada akhirnya, guru perlu memberi semangat siswa untuk memeriksa kebenaran hasil prediksi yang disampaikan pada kegiatan prabaca. Menurut Pang dkk. (2003), kegiatan yang dapat dilakukan ketika baca dapat berupa menghubungkan ide-ide pokok bacaan, mengintegrasi ide baru dengan pengetahuan dasar siswa, menghubungkan peristiwa dan ide bacaan, memastikan  pemahaman siswa dengan memparafrasekan dan mengungkapkan kembali peristiwa yang ditemukan dalam bacaan, dan  mengidentifikasi tokoh, tempat atau peristiwa lainnya di dalam bacaan.

 3. Kegiatan pascabaca

Pada kegiatan setelah membaca, Toprak (2009) menyebutkan bahwa semua ide disimpulkan pada kegiatan ini. Kegiatan setelah membaca merupakan ringkasan bacaan. Yang dapat dilakukan oleh guru pada kegiatan ini adalah dengan mengembangkan diskusi tentang bacaan, menyimpulkan ide penting dan juga isi yang mendukung. Guru juga dapat mengevaluasi dan mendiskusikan ide bacaan, menerapkan dan menghubungkan ide bacaan degan kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, yang dapat dilakukan siswa adalah mengingat dan menceritakan bagian-bagian penting bacaan dengan menggunakan kalimat mereka sendiri. Siswa juga dapat merespon bacaan dengan berbagai cara seperti menulis, bermain-peran, musik, poster, video, debat atau pantomim.